Mengenal 5 Tradisi Masyarakat Saat Peringatan 1 Suro. Sejumlah warga mengikuti tradisi malam satu Suro di kompleks sendang Sidhukun Desa Traji, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (19/8/2020). Tradisi menyambut satu Suro yang biasanya dihadiri ribuan orang, kali ini hanya dihadiri puluhan warga tertentu dan pemangku adat karena pandemi Covid
Tapa Bisu adalah semacam introspeksi terhadap apa yang telah dilakukan sepanjang tahun dan juga sebagai persiapan untuk tahun yang baru keesokan harinya. Pada malam 1 suro, seringkali diisi dengan ritual pembacaan doa dari seluruh umat yang hadir pada perayaan tersebut. Tujuannya adalah untuk menerima berkah hidup dan menangkal datangnya masalah.
1. Dilarang menikah di Malam 1 Suro. Mitos pertama ialah soal larangan menikah di malam 1 Suro. Banyak masyarakat kejawen yang percaya bahwa tidak baik melakukan pernikahan di bulan Suro. Tradisi Malam 1 Suro (Foto: Ist) Konon, hal itu bisa berhubungan dengan energi negatif. Menggelar hajatan di bulan Suro dipercaya bisa mendatangkan banyak
Malam 1 Suro atau 1 Muharam dimanfaatkan sejumlah orang untuk menjamas atau mencuci keris. Tujuannya, untuk membersihkan pusaka para leluhur mereka dari kotoran, serta melestarikan besi tetap terjaga. Di Surabaya yang notabene sebagai kota metropolitan, hal ini masih ditemukan. Alasannya, tak lain untuk menjaga tradisi budaya secara turun-temurun.
1 Suro merupakan awal bulan pertama tahun Baru Jawa atau tanggal 1 Muharam dalam penanggalan hijriyah atau penanggalan Islam. Baca Juga: Kental dengan Suasana Mistis, Ternyata Ini Alasan Malam Satu Suro Dikenal Angker. Nama atau kata Suro merupakan nama satu bulan dalam tahun Saka, 1 Suro juga merupakan peringatan tahun baru dalam Agama Budha.
PGhTLFm.
kata kata malam 1 suro